Emotional Intelligence
Kecerdasan emosional
Daniel Goleman
Dalam makna paling harfiah
mendefinisikan emosi sebagai “setiap
kegiatan atau pergolakan pikiran ,perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang
hebat atau meluap-luap”.Kecerdasan
emosional yang mencangkup pengendalian diri ,semangat dan ketekunan, serta
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Dalam kehidupan kita ketika perasaaan
mengalahkan semua rasionalitas. Memahami keterkaitan struktur otak yang
mengatur momen-momen marah dan takut atau nafsu dan kegembiraan- mengungkapkan
banyak hal tentang bagaimana kita mempelajari
kebiasaan emosional yang dapat melemahkan niat baik, seperti halnya yang
dapat kita lakukan untuk merendahkan dorongan emosi yang lebih destruktif atau
mengalahkan diri sendiri.
Akar kata emosi adalah movere kata
kerja Bahasa Latin yang berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e”
untuk memberi arti “bergerak menjauh” ,menyiratkan bahwa kecenderungan
bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Emosi mempersiapkan tubuh untuk
jenis yang berbeda :
*
amarah detak jantung
meningkat, beringas,ngamuk,benci,marah besar,jengkel, kesal hati,
terganggu,rasa pahit,tersinggung,bermusuhan,yang paling hebat,tindak kekerasan
dan kebencian patologis.
* kesedihan :pedih,sedih,muram,suram,melankolis,mengasihani
diri,kesepian,di ditolak,putus asa,kalau menjadi potologis,depresi berat.
* rasa takut :cemas,takut,gugup,khawatir,waswas,waspada,sedih,tidak
tenang,ngeri,takut,sekali,sebagai potologi, fobia dan panik
* Kenikmatan :bahagia,gembira,riang,puas,senang sekali,dan batas
ujungnya mania.
Ledakan emosional merupakan
pembajakan saraf, bukti menunjukan bahwa pada saat-saat trsebut,pusat dalam
otak limbik mengumumkan tentang adanya keadaan darurat, sambil menghimpun
bagian-bsgisn lain otak untuk mendukung agendanya yang mendesak. Hippocampus dan amigdala merupakan dua
bagian penting “otak hidung” primitif dalam evolusi memunculkan konteks serta
neokorteks.hingga saat ini struktur limbik itu melakukan sebagian besar atau
banyak ingatan dan pembelajaran otak; amigdala adalah spesies masalah-masalah emosional.
CARA KERJA OTAK :
Pertama-tama, sinyal visual dikirim dari retina ke talamus yang
bertugas menerjemahkan sinyal itu ke dalam bahasa otak. Sebagian besar pesan
itu kemudian dikirim ke korteks visual yang menganalisis dan menentukan makna
dan respon yang cocok; jika respon bersifat emosional, suatu sinyal dikirim ke
amigdala untuk mengaktifkan pusat emosi. Tetapi ,sebagian kecil sinyal kecil
langsung menuju amigdala dari talamus dengan transmisi yang lebih cepat,
sehingga memungkinkan adanya respons yanag lebih cepat (meski kurag akurat).
Jadi amigdala dapat memicu suatu respons emosional sebelum pusat-pusat korteks
memahami betul apa yang terjadi.
Amigada memberi isyarat kepada
sel-sel dibelakang otak untuk memasang ekspresi takut diwajah anda ,membuat
anda resah dan mudah terkejut, membekukan gerakan-gerakan yang tidak berkaitan
dengan yang sedang dilakukan oleh otot-otot, mempercepat detak jantung dan
meningkatkan tekanan darah, dan memperlambat pernapasan (anda mungkin mengamati
bahwa diri anda sendiri tiba-tiba berhenti bernapas bila rasa takut mulai
muncul, yang semuanya bertujuan agar anda dapat mendengar sumber ketakutan itu
dengan lebih baik). Ini sekadar satu bagian dari sebuah rentenan luas
perubahan-perubahan yang berkoordinasi dengan saksama yang di atur oleh amigada
serta wilayah-wilayah terkait sewaktu mereka memegang komando otak dalam
keadaan keritis.
Amarah Membangun Amarah
Amarah dibangun oleh
amarah; otak emosional memanas. Pada saat itu, amarah yang tak terkendali lagi
oleh nalar, dengan mudah meletus menjadi tindakan kekerasan. Pada tahap ini,
orang menjadi tak mudah memaafkan dan tak bisa berfikir jernih; yang mereka
pikirkan hanyalah seputar balas dendam dan tindak balas,lupa akan akibat-akibat
yang akan timbul belakangan.tahan gugahan yang tinggi ini, menurut zillmann,
“menimbulkan suatu ilusi kekuasaan dan kekebalan yang barangkali mengilhami dan
mempermudah terjadinya agresi” dan perangkap dalam respon-respon paling
primitif Dorongan limbik meningkat; pelajaran yang belum terasah dari kehidupan
yang berutal justru menjadi acuan tindakan.
Obat Peredah Amarah
Zillman melihat ada dua cara untuk mengatasi amarah.salah
satu cara untuk meredakan amarah adalah dengan menggunakan dan mengadu pikiran
yang memicu lonjakan amarah, karena pikiran-pikiran itu merupakan tanggapan
asli dari interaksi yang mempertegas dan mendorong letupan awal amarah dan
tanggapan-tanggapan ulang berikunya yang mengobarkan api amarah tersebut.
Pilihan awal amatlah penting; semakin dini cara di atas diterapkan dalam siklus
amarah, semakin efektif. Bahkan, amarah dapat sepenuhnya diputus bila informasi
yang meredakan itu muncul sebelum amarah diletupkan.
Kesadaran diri emosional
:
*Perbaikan dalam
mengenali dan merasakan emosinya sendiri
*Lebih mampu memahami
penyebab perasaan yang timbul
*Mengenali perbedaan
perasaan dengan tindkan
Mengolah emosi :
*Toleransi yang lebih
tinggi terhadap frustasi dan pengolahan amarah
*Berkurangnya ejekan
verbal, perkelahian, dan gangguan di ruang kelas
*Lebih mampu
mengungkapkan amarah dengan tepat, tanpa berkelahi
*Berkurangnya larangan
masuk sementara dan skorsing
*Perasaan yang lebih
positif tentang diri sendiri, sekolah, dan keluarga
*Berkurangnya perilaku
agresif atau merusak diri sendiri
*Lebih baik dalam
menangani ketegangan jiwa
*Berkurangnya kesepian
dan kecemasan dalam pergaulan
Manfaatkan emosi secara
produktif :
*Lebih bertanggung jawab
*Lebih mampu memusatkan
perhatian pada tugas yang dikerjakan dan menaruh perhatian
*Kurang impulsif; lebih
menguasai diri
*Nilai pada tes prestasi
meningkat
Empati: mambaca emosi
*Lebih mampu menerima
sudut pandang orang lain
*Memperbaiki empati dan
kepekaan terhadap perassan orang lain
*Lebih baik dalam
mendengarkan orang lain
Membina hubungan :
*meningkatkan kemampuan
menganalisis dan memahami hubungan
*Lebih baik dalam
menyelesaikan pertikaian dan merundingkan persengketaan
*Lebih baik dalam
menyelesaikan persoalan yang timbul dalam hubungan
*Lebih tegas dan terampil
dalam berkomunikasi
*Lebih populer dan mudah
bergaul; bersahabat dan terlibat denagn teman sebaya
*Lebih dibutuhkan oleh
teman sebaya
*Lebih menaruh perhatian
dan bertenggang rasa
*Lebih memikirkan
kepentingan sosial dan selaras dalam kelompok
*Lebih suka berbagi rasa,
bekerja sama, dan suka menolong
*Lebih demokratis dalam
bergaul dengan orang lain.
Komentar :
Sewaktu selesai membaca buku ini,
beberapa artikel terlihat kurang jelas memberikan contoh atau bahasanya terlalu
sulit untuk dimengerti oleh kalangan SD ataupun SMP. Tetapi ,dalam buku ini
juga banyak memberi manfaatnya bagi para pembaca. Pesan buku yang membuka
perspektif baru ini yang harus kita camkan dalam hati “kehidupan normal” yang
sejati bagi sebuah masyarakat harus mengukur kecerdasan emosional. Daniel
Goleman menawarkan suatu pandangan baru terhadap keunggulan dan kurikulum baru
yang penting bagi kehidupan yang dapat mengubah masa depan kita. Cakupanya amat
luas dan informatif, dan uraiankan dengan lancar ini mengungkapkan banyak
sisi-sisi emosi yang menakjubkan, kecerdasan tidaklah berarti apa-apa bila
emosi yang berkuasa.Buku ini patut dibaca oleh semua orang”.
GOLEMAN,
Daniel
Kecerdasan Emosional/Daniel Goleman;
alih bahasa,T.
Hermaya.- Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama,1996.
Alamat blogg
: akkueuvie22.blogspot.com