Selasa, 14 Januari 2014

Emotional Intelligence Kecerdasan emosional Daniel Goleman




Emotional Intelligence
Kecerdasan emosional
Daniel Goleman
Dalam makna paling harfiah mendefinisikan emosi sebagai “setiap kegiatan atau pergolakan pikiran ,perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap”.Kecerdasan emosional yang mencangkup pengendalian diri ,semangat dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Dalam kehidupan kita ketika perasaaan mengalahkan semua rasionalitas. Memahami keterkaitan struktur otak yang mengatur momen-momen marah dan takut atau nafsu dan kegembiraan- mengungkapkan banyak hal tentang bagaimana kita mempelajari  kebiasaan emosional yang dapat melemahkan niat baik, seperti halnya yang dapat kita lakukan untuk merendahkan dorongan emosi yang lebih destruktif atau mengalahkan diri sendiri.
Akar kata emosi adalah movere kata kerja Bahasa Latin yang berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e” untuk memberi arti “bergerak menjauh” ,menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Emosi mempersiapkan tubuh untuk jenis yang berbeda :
*  amarah detak jantung meningkat, beringas,ngamuk,benci,marah besar,jengkel, kesal hati, terganggu,rasa pahit,tersinggung,bermusuhan,yang paling hebat,tindak kekerasan dan kebencian patologis.
* kesedihan :pedih,sedih,muram,suram,melankolis,mengasihani diri,kesepian,di ditolak,putus asa,kalau menjadi potologis,depresi berat.
* rasa takut :cemas,takut,gugup,khawatir,waswas,waspada,sedih,tidak tenang,ngeri,takut,sekali,sebagai potologi, fobia dan panik
* Kenikmatan :bahagia,gembira,riang,puas,senang sekali,dan batas ujungnya mania.
Ledakan emosional merupakan pembajakan saraf, bukti menunjukan bahwa pada saat-saat trsebut,pusat dalam otak limbik mengumumkan tentang adanya keadaan darurat, sambil menghimpun bagian-bsgisn lain otak untuk mendukung agendanya yang mendesak. Hippocampus dan amigdala merupakan dua bagian penting “otak hidung” primitif dalam evolusi memunculkan konteks serta neokorteks.hingga saat ini struktur limbik itu melakukan sebagian besar atau banyak ingatan dan pembelajaran otak; amigdala adalah spesies masalah-masalah emosional.


CARA KERJA OTAK :
Pertama-tama, sinyal visual dikirim dari retina ke talamus yang bertugas menerjemahkan sinyal itu ke dalam bahasa otak. Sebagian besar pesan itu kemudian dikirim ke korteks visual yang menganalisis dan menentukan makna dan respon yang cocok; jika respon bersifat emosional, suatu sinyal dikirim ke amigdala untuk mengaktifkan pusat emosi. Tetapi ,sebagian kecil sinyal kecil langsung menuju amigdala dari talamus dengan transmisi yang lebih cepat, sehingga memungkinkan adanya respons yanag lebih cepat (meski kurag akurat). Jadi amigdala dapat memicu suatu respons emosional sebelum pusat-pusat korteks memahami betul apa yang terjadi.   
Amigada memberi isyarat kepada sel-sel dibelakang otak untuk memasang ekspresi takut diwajah anda ,membuat anda resah dan mudah terkejut, membekukan gerakan-gerakan yang tidak berkaitan dengan yang sedang dilakukan oleh otot-otot, mempercepat detak jantung dan meningkatkan tekanan darah, dan memperlambat pernapasan (anda mungkin mengamati bahwa diri anda sendiri tiba-tiba berhenti bernapas bila rasa takut mulai muncul, yang semuanya bertujuan agar anda dapat mendengar sumber ketakutan itu dengan lebih baik). Ini sekadar satu bagian dari sebuah rentenan luas perubahan-perubahan yang berkoordinasi dengan saksama yang di atur oleh amigada serta wilayah-wilayah terkait sewaktu mereka memegang komando otak dalam keadaan keritis.
Amarah Membangun Amarah
Amarah dibangun oleh amarah; otak emosional memanas. Pada saat itu, amarah yang tak terkendali lagi oleh nalar, dengan mudah meletus menjadi tindakan kekerasan. Pada tahap ini, orang menjadi tak mudah memaafkan dan tak bisa berfikir jernih; yang mereka pikirkan hanyalah seputar balas dendam dan tindak balas,lupa akan akibat-akibat yang akan timbul belakangan.tahan gugahan yang tinggi ini, menurut zillmann, “menimbulkan suatu ilusi kekuasaan dan kekebalan yang barangkali mengilhami dan mempermudah terjadinya agresi” dan perangkap dalam respon-respon paling primitif Dorongan limbik meningkat; pelajaran yang belum terasah dari kehidupan yang berutal justru menjadi acuan tindakan.
Obat Peredah Amarah
            Zillman melihat ada dua cara untuk mengatasi amarah.salah satu cara untuk meredakan amarah adalah dengan menggunakan dan mengadu pikiran yang memicu lonjakan amarah, karena pikiran-pikiran itu merupakan tanggapan asli dari interaksi yang mempertegas dan mendorong letupan awal amarah dan tanggapan-tanggapan ulang berikunya yang mengobarkan api amarah tersebut. Pilihan awal amatlah penting; semakin dini cara di atas diterapkan dalam siklus amarah, semakin efektif. Bahkan, amarah dapat sepenuhnya diputus bila informasi yang meredakan itu muncul sebelum amarah diletupkan.

Kesadaran diri emosional :
*Perbaikan dalam mengenali dan merasakan emosinya sendiri
*Lebih mampu memahami penyebab perasaan yang timbul
*Mengenali perbedaan perasaan dengan tindkan

Mengolah emosi :
*Toleransi yang lebih tinggi terhadap frustasi dan pengolahan amarah
*Berkurangnya ejekan verbal, perkelahian, dan gangguan di ruang kelas
*Lebih mampu mengungkapkan amarah dengan tepat, tanpa berkelahi
*Berkurangnya larangan masuk sementara dan skorsing
*Perasaan yang lebih positif tentang diri sendiri, sekolah, dan keluarga
*Berkurangnya perilaku agresif atau merusak diri sendiri
*Lebih baik dalam menangani ketegangan jiwa
*Berkurangnya kesepian dan kecemasan dalam pergaulan

Manfaatkan emosi secara produktif :
*Lebih bertanggung jawab
*Lebih mampu memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan dan menaruh perhatian
*Kurang impulsif; lebih menguasai diri
*Nilai pada tes prestasi meningkat

Empati: mambaca emosi
*Lebih mampu menerima sudut pandang orang lain
*Memperbaiki empati dan kepekaan terhadap perassan orang lain
*Lebih baik dalam mendengarkan orang lain


Membina hubungan :
*meningkatkan kemampuan menganalisis dan memahami hubungan
*Lebih baik dalam menyelesaikan pertikaian dan merundingkan persengketaan
*Lebih baik dalam menyelesaikan persoalan yang timbul dalam hubungan
*Lebih tegas dan terampil dalam berkomunikasi
*Lebih populer dan mudah bergaul; bersahabat dan terlibat denagn teman sebaya
*Lebih dibutuhkan oleh teman sebaya
*Lebih menaruh perhatian dan bertenggang rasa
*Lebih memikirkan kepentingan sosial dan selaras dalam kelompok
*Lebih suka berbagi rasa, bekerja sama, dan suka menolong
*Lebih demokratis dalam bergaul dengan orang lain.


Komentar :
Sewaktu selesai membaca buku ini, beberapa artikel terlihat kurang jelas memberikan contoh atau bahasanya terlalu sulit untuk dimengerti oleh kalangan SD ataupun SMP. Tetapi ,dalam buku ini juga banyak memberi manfaatnya bagi para pembaca. Pesan buku yang membuka perspektif baru ini yang harus kita camkan dalam hati “kehidupan normal” yang sejati bagi sebuah masyarakat harus mengukur kecerdasan emosional. Daniel Goleman menawarkan suatu pandangan baru terhadap keunggulan dan kurikulum baru yang penting bagi kehidupan yang dapat mengubah masa depan kita. Cakupanya amat luas dan informatif, dan uraiankan dengan lancar ini mengungkapkan banyak sisi-sisi emosi yang menakjubkan, kecerdasan tidaklah berarti apa-apa bila emosi yang berkuasa.Buku ini patut dibaca oleh semua orang”.

GOLEMAN, Daniel
            Kecerdasan Emosional/Daniel Goleman; alih bahasa,T.
            Hermaya.- Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,1996.

Alamat blogg : akkueuvie22.blogspot.com

Rabu, 01 Januari 2014

Emotional Intelligence Kecerdasan emosional Daniel Goleman

Emotional Intelligence
Kecerdasan emosional
Daniel Goleman
Dalam makna paling harfiah mendefinisikan emosi sebagai “setiap kegiatan atau pergolakan pikiran ,perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap”.Kecerdasan emosional yang mencangkup pengendalian diri ,semangat dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Dalam kehidupan kita ketika perasaaan mengalahkan semua rasionalitas. Memahami keterkaitan struktur otak yang mengatur momen-momen marah dan takut atau nafsu dan kegembiraan- mengungkapkan banyak hal tentang bagaimana kita mempelajari  kebiasaan emosional yang dapat melemahkan niat baik, seperti halnya yang dapat kita lakukan untuk merendahkan dorongan emosi yang lebih destruktif atau mengalahkan diri sendiri.
Akar kata emosi adalah movere kata kerja Bahasa Latin yang berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e” untuk memberi arti “bergerak menjauh” ,menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Emosi mempersiapkan tubuh untuk jenis yang berbeda :
amarah detak jantung meningkat, beringas,ngamuk,benci,marah besar,jengkel, kesal hati, terganggu,rasa pahit,tersinggung,bermusuhan,yang paling hebat,tindak kekerasan dan kebencian patologis.
* kesedihan :pedih,sedih,muram,suram,melankolis,mengasihani diri,kesepian,di ditolak,putus asa,kalau menjadi potologis,depresi berat.
* rasa takut :cemas,takut,gugup,khawatir,waswas,waspada,sedih,tidak tenang,ngeri,takut,sekali,sebagai potologi, fobia dan panik
* Kenikmatan :bahagia,gembira,riang,puas,senang sekali,dan batas ujungnya mania.
Ledakan emosional merupakan pembajakan saraf, bukti menunjukan bahwa pada saat-saat trsebut,pusat dalam otak limbik mengumumkan tentang adanya keadaan darurat, sambil menghimpun bagian-bsgisn lain otak untuk mendukung agendanya yang mendesak. Hippocampus dan amigdala merupakan dua bagian penting “otak hidung” primitif dalam evolusi memunculkan konteks serta neokorteks.hingga saat ini struktur limbik itu melakukan sebagian besar atau banyak ingatan dan pembelajaran otak; amigdala adalah spesies masalah-masalah emosional.


CARA KERJA OTAK :
Pertama-tama, sinyal visual dikirim dari retina ke talamus yang bertugas menerjemahkan sinyal itu ke dalam bahasa otak. Sebagian besar pesan itu kemudian dikirim ke korteks visual yang menganalisis dan menentukan makna dan respon yang cocok; jika respon bersifat emosional, suatu sinyal dikirim ke amigdala untuk mengaktifkan pusat emosi. Tetapi ,sebagian kecil sinyal kecil langsung menuju amigdala dari talamus dengan transmisi yang lebih cepat, sehingga memungkinkan adanya respons yanag lebih cepat (meski kurag akurat). Jadi amigdala dapat memicu suatu respons emosional sebelum pusat-pusat korteks memahami betul apa yang terjadi.   
Amigada memberi isyarat kepada sel-sel dibelakang otak untuk memasang ekspresi takut diwajah anda ,membuat anda resah dan mudah terkejut, membekukan gerakan-gerakan yang tidak berkaitan dengan yang sedang dilakukan oleh otot-otot, mempercepat detak jantung dan meningkatkan tekanan darah, dan memperlambat pernapasan (anda mungkin mengamati bahwa diri anda sendiri tiba-tiba berhenti bernapas bila rasa takut mulai muncul, yang semuanya bertujuan agar anda dapat mendengar sumber ketakutan itu dengan lebih baik). Ini sekadar satu bagian dari sebuah rentenan luas perubahan-perubahan yang berkoordinasi dengan saksama yang di atur oleh amigada serta wilayah-wilayah terkait sewaktu mereka memegang komando otak dalam keadaan keritis.
Amarah Membangun Amarah
Amarah dibangun oleh amarah; otak emosional memanas. Pada saat itu, amarah yang tak terkendali lagi oleh nalar, dengan mudah meletus menjadi tindakan kekerasan. Pada tahap ini, orang menjadi tak mudah memaafkan dan tak bisa berfikir jernih; yang mereka pikirkan hanyalah seputar balas dendam dan tindak balas,lupa akan akibat-akibat yang akan timbul belakangan.tahan gugahan yang tinggi ini, menurut zillmann, “menimbulkan suatu ilusi kekuasaan dan kekebalan yang barangkali mengilhami dan mempermudah terjadinya agresi” dan perangkap dalam respon-respon paling primitif Dorongan limbik meningkat; pelajaran yang belum terasah dari kehidupan yang berutal justru menjadi acuan tindakan.
Obat Peredah Amarah
            Zillman melihat ada dua cara untuk mengatasi amarah.salah satu cara untuk meredakan amarah adalah dengan menggunakan dan mengadu pikiran yang memicu lonjakan amarah, karena pikiran-pikiran itu merupakan tanggapan asli dari interaksi yang mempertegas dan mendorong letupan awal amarah dan tanggapan-tanggapan ulang berikunya yang mengobarkan api amarah tersebut. Pilihan awal amatlah penting; semakin dini cara di atas diterapkan dalam siklus amarah, semakin efektif. Bahkan, amarah dapat sepenuhnya diputus bila informasi yang meredakan itu muncul sebelum amarah diletupkan.

Kesadaran diri emosional :
*Perbaikan dalam mengenali dan merasakan emosinya sendiri
*Lebih mampu memahami penyebab perasaan yang timbul
*Mengenali perbedaan perasaan dengan tindkan

Mengolah emosi :
*Toleransi yang lebih tinggi terhadap frustasi dan pengolahan amarah
*Berkurangnya ejekan verbal, perkelahian, dan gangguan di ruang kelas
*Lebih mampu mengungkapkan amarah dengan tepat, tanpa berkelahi
*Berkurangnya larangan masuk sementara dan skorsing
*Perasaan yang lebih positif tentang diri sendiri, sekolah, dan keluarga
*Berkurangnya perilaku agresif atau merusak diri sendiri
*Lebih baik dalam menangani ketegangan jiwa
*Berkurangnya kesepian dan kecemasan dalam pergaulan

Manfaatkan emosi secara produktif :
*Lebih bertanggung jawab
*Lebih mampu memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan dan menaruh perhatian
*Kurang impulsif; lebih menguasai diri
*Nilai pada tes prestasi meningkat

Empati: mambaca emosi
*Lebih mampu menerima sudut pandang orang lain
*Memperbaiki empati dan kepekaan terhadap perassan orang lain
*Lebih baik dalam mendengarkan orang lain


Membina hubungan :
*meningkatkan kemampuan menganalisis dan memahami hubungan
*Lebih baik dalam menyelesaikan pertikaian dan merundingkan persengketaan
*Lebih baik dalam menyelesaikan persoalan yang timbul dalam hubungan
*Lebih tegas dan terampil dalam berkomunikasi
*Lebih populer dan mudah bergaul; bersahabat dan terlibat denagn teman sebaya
*Lebih dibutuhkan oleh teman sebaya
*Lebih menaruh perhatian dan bertenggang rasa
*Lebih memikirkan kepentingan sosial dan selaras dalam kelompok
*Lebih suka berbagi rasa, bekerja sama, dan suka menolong
*Lebih demokratis dalam bergaul dengan orang lain.


Komentar :
Sewaktu selesai membaca buku ini, beberapa artikel terlihat bahasanya terlalu sulit untuk dimengerti oleh kalangan SD ataupun SMP. Tetapi ,dalam buku ini juga banyak memberi manfaatnya bagi para pembaca. Pesan buku yang membuka perspektif baru ini yang harus kita camkan dalam hati “kehidupan normal” yang sejati bagi sebuah masyarakat harus mengukur kecerdasan emosional. Daniel Goleman menawarkan suatu pandangan baru terhadap keunggulan dan kurikulum baru yang penting bagi kehidupan yang dapat mengubah masa depan kita. Cakupanya amat luas dan informatif, dan uraiankan dengan lancar ini mengungkapkan banyak sisi-sisi emosi yang menakjubkan, kecerdasan tidaklah berarti apa-apa bila emosi yang berkuasa.Buku ini patut dibaca oleh semua orang”.

GOLEMAN, Daniel
            Kecerdasan Emosional/Daniel Goleman; alih bahasa,T.
            Hermaya.- Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,1996.